Selasa, 20 November 2012

Fitnah atas Dienullah

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah." Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (at-Taubah: 30-32)


Dialah yang telah mengutus RasulNya dengan petunjuk dan Diin yang haq. untuk di dhahirkan/nyatakan dia (rasul) atas Diin itu segala sesuatunya, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai (at Taubah;33)

Berbicara Diin Allah ini pasti kita berbicara para Rasul Allah, karena merekalah orang-orang pilihan yang di utus Allah kepada manusia untuk menyampaikan apa yang menjadi risalah-Nya bagi manusia, dan sebagai satu-satunya sumber yang paling berhak berbicara dan di ikuti tentang Diin Allah ini, dan juga sebagai orang pertama yang akan melaksanakan risalah tersebut untuk memberi contoh kepada manusia..BaGAIMANA SEHARUSNYA MANUSIA MELAKSANAKAN RISALAH ITU!. Sehingga mereka menjadi cahaya terang dan petunjuk yang menerangi jalan menuju Allah ( Shirothol mustaqim) dan menjadi jelas dan terang benderanglah segala segi dari Diin Allah ini.

Namun hawa nafsu orang-orang musyrik dengan segala watak kekafiran mereka yang tercermin dan terorganisir dalam sistim dan masyarakatnya, dalam konsepsi dan pemikirannya, selalu berusaha untuk menghalangi dan mencegah dakwah dan tegaknya Diin Allah ini hingga menjadi wujud dengan jelas serta menjadi sistim kehidupan yang mengatur kehidupan manusia.

Mereka perangi Diin Allah ini dengan segala cara. Mereka fitnah dengan berbagai teori, argumentasi, dan tipu daya, sehingga konsepsi aqidah, syariah, dan ajarannya menjadi rusak. Dan fitnah terbesar mereka itu adalah dengan berusaha untuk mengaburkan dan menghilangkan, serta mengeluarkan kepemimpinan para Rasul Allah dari Diin Allah ini agar tidak lagi menjadi satu-satunya sumber, bukti, rujukan, dan panutan. Dan mereka coba menggantikannya dengan figur-figur yang sengaja di tokohkan untuk di jadikan panutan untuk kemudian berbicara atas nama agama Allah tanpa dasar petunjuk yang haq, untuk kemudian mereka robah aqidah dan syariatnya sesuai dengan hawa nafsu mereka, sebagaimana mereka telah berhasil merusak konsepsi aqidah dan syariat pada risalah-risalah sebelumnya, seperti yang di lakukan orang-orang kafir dari kalangan bani israil terhadap Rasul-Rasul mereka. Yakni. Para pemimpin, pendeta-pendeta, dan para rahib sehingga terfitnahlah para pemeluknya dari Diin Allah yang haq

Namun Allah tidak membiarkan semua itu terjadi. Dia mengutus Muhammad sebagai Rasul-Nya untuk membawa dan menjelaskan Diin yang haq kepada manusia. Dan mengariskan suatu metode bekerja di dalam menghadapi semua itu. Dan metode Diin Allah ini amat jelas di paparkan oleh kelompok ayat-ayat ini ' Dia lah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (metode) dan Diin yang Haq untuk di dhahirkannya(Rasul) atas Ad Diin segala sesuatunya tentang Diin Allah itu walaupun orang-orang kafir berusaha keras untuk menghalang-halanginya."

Jadi dengan mendhahirkannya dan menampakkan Rasul itu atas Ad Diin ini tiap-tiap sesuatunya. Adalah gambaran dari bentuk Diin Allah itu sendiri dan juga hal yang membedakan risalah terakhir ini dengan risalah-risalah sebelumnya. Kalau pada risalah yang sebelumnya kitab Allah sebagai petunjuk di turunkan sekaligus sebagaimana pada risalah yang di bawa oleh Musa, maka pada risalah terakhir ini, Dinnul Islam ini di awali, di bentuk, dan di tegakkan secara bertahap melalui metode penurunan Al Quran secara bertahap, kelompok demi kelompok ayat, masalah demi masalah, dimana tidak akan turun suatu kelompok ayat sebelum sasaran dan target dan apa yang menjadi ketentuan Allah di dalam kelompok ayat-ayat sebelumnya tercapai. Sehingga tergambarlah segala segi dari pelaksanaan dan perbuatan Rasulullah itu sebagai Sunnahnya yang merupakan gambaran dari pelaksanaan penegakkan Diin ini secara benar dan secara prinsip-prinsip iman menjadi ketentuan-ketentuan yang harus di ikuti dan di teladani dan merupakan ketentuan yang tak dapat di batalkan dan di robah oleh siapapun.

Sejak awal beliau menerima wahyu sampai Diin ini telah sempurna berdiri yang langsung menjadi contoh dan telah tertulis secara abadi di dalam kitab Allah Al Quran. Maka hal itu sebagai petunjuk atas bukti dan sunnahnya dan menjadikan keharusan mengikuti Sunnah Rasul-Nya sebagi suatu ketentuan yang mutlak di dalam Diin ini, dan sebagai prinsip aqidah dan iman dan bentuk keimanan atasDiin itu sendiri. Maka tertutuplah celah bagi manusia yang lain untuk turut campur di dalam berbicara dan membuat-buat ketentuan di dalamnya, DAN INILAH DIIN YANG HAQ!!

Muhammad sebagai Rasulullah telah di jadikan contoh di dalam AL Quran bagaimana beliau telah berjuang untuk menegakkan Diin ini di atas suatu garis yang telah di tentukan Allah metodenya, tanpa Beliau perlu membuat-buat strategi sendiri menurut analisa pemikirannya, atau berpolitik menurut pendapat Beliau sendiri. Maka risalah inipun menjadi bersih dan suci tanpa tercampur hawa nafsu beliau sendiri sebagai pribadi. Karena Risalah Allah ini sudah lengkap, baik konsepsi aqidahnya, syariatnya dll, maupun metode di dalam memperjuangkannya dan berlaku di masa apapun sampai hari kiamat. Tinggal melaksanakan saja dengan lurus!

Dengan metode yang telah di gariskan Allah inilah Rasul berjuang di dalam menghadapi segala bentuk penghalang dan hambatan dari musuh islam sehingga gagallah segala usaha mereka dan menanglah Rasul itu. Yaitu.. Apa yang menjadi target dan sasaran wahyu menjadi terlaksana dan tegak semua apa yang menjadi ketentuan-ketentuan Allah di dalamnya, walaupun telah di coba untuk di halang-halangi dan di cegah oleh orang-orang kafir dan menjadi wujudlah Diin Allah ini di dalam tiap-tiap persoalan yang telah di tentukannya secara nyata. Sehingga apapun persoalan dan ketentuan dalam Diin ini, sampai di tingkat strategi perjuangannya sekalipun, pasti telah ada sunnah Rasulullah sebagai contoh, ukuran dan panutan tempat kembali.

Sungguh, kesesatan itu adalah apabila kita menghilangkan sunnah Rasulullah di dalam urusan apapun pada Diin Allah ini, dan menggantikannya dengan Figur-figur dan sosok-sosok manusia yang lain sebagai sumber yang berbicara tentang Diin Allah ini, sehingga terbukalah pintu fitnah dan rusaklah Diin ini sebagaimana fitnah yang menimpa agama orang-orang Yahudi dan Nasrani. Maka hancurlah umat ini sepeti umat-umat sebelumnya

nb: terjemahan ayat 30-32 adalah versi terjemahan Depag

terjemahan ayat 30 terambil dari kitab terjemahan secara nahwu syaraf ' Yasarnal Quran"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika ada yang perlu ditanyakan atau memberikan masukan atau komentar atas kajian kami silahkan tulis di form komentar agar kami dapat menjawab atau memperbaiki blog kami .... TERIMA KASIH